Kamis, 24 Maret 2011

Menjadi diri sendiri dalam dunia yang terus-menerus berusaha mengubah dirimu menjadi sesuatu yang lain merupakan prestasi terbaik

Ralph Waldo Emerson

SURABI IMUT, RASA MAKNYUS...





Malang -  Siapa yang tak kenal dengan jajanan tradisional surabi? Jajanan khas yang banyak dimasak dengan cetakan khas di atas tungku panas ini dirasa sangat istimewa karena tak banyak ditemui di banyak tempat. Namun warung surabi di jalan Trunojoyo nomor 26 Kota Malang ini, mencoba menyajikan surabi dengan banyak sekali pilihan rasa. Warung yang setiap hari ramai didatangi pengunjung ini sudah ada dari puluhan tahun yang lalu sehingga telah menjadi surabi khas yang wajib dibawa pulang untuk oleh-oleh khas Kota Malang.

Surabi yang pada mulanya merupakan jajanan tradisional seolah telah meremaja karena di warung surabi imut, disuguhkan banyak sekali pilihan rasa yang lezat dan tentunya banyak sekali disukai mulai dari anak-anak, remaja sampai orang dewasa. Pilihan rasanya mulai dari surabi original, surabi coklat, strawberry, mesis, hingga telor, daging dan mayones. Selain surabi, warung ini juga menyediakan pisang bakar juga dengan aneka rasa yang menggoyang lidah. Jangan salah dulu, harga yang ditawarkan juga fantastik. Walaupun dengan beraneka rasa, surabi imut hanya memberikan harga mulai Rp 2000 hingga Rp 5500 saja. Sehingga, tidak mengejutkan pula jika yang mengunjungi warung ini juga banyak dari kalangan remaja yang memilih menghabiskan waktunya bersama teman-temannya dengan sekedar memesan surabi dan minuman yang harganya terjangkau ini. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Rani, remaja berusia 17 tahun yang masih memakai seragam sekolah  saat mengunjungi surabi imut. “ Sering banget ke serabi imut, habis tempatnya enak dan harganya murah, temen-temen juga banyak yang nongkrong di sini,” pungkasnya. Lokasinya yang dekat dengan pusat Kota Malang ini membuat surabi imut dikenal yang diminati banyak orang. Nah, jajanan yang harus dicoba!!

Minggu, 20 Maret 2011

Lumpur Lapindo: Antara Sengsara dan Wisata

*chairina rosyidah for jurnalistik online

SIDOARJO - Bencana alam sepertinya masih enggan pergi dari bangsa Indonesia. Baru-baru ini, gempa berkekuatan 5,3 SR terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Selain gempa, bencana semacam tanah longsor, banjir sampai hujan es masih saja terjadi di bumi pertiwi. Yang masih belum terselesaikan, bencana lumpur yang sudah hampir sepuluh tahun terjadi di Sidoarjo. Penanganan untuk bencana ini pun sepertinya masih terkatung-katung. Dari pihak Lapindo pun, yang menjadi pihak paling bertanggung jawab atas bencana ini kurang bersikap kooperatif dengan para korban.

Namun ironisnya ketika waktu terus saja berjalan, bencana lumpur lapindo yang dampaknya semakin meluber malah dijadikan objek wisata lumpur. Hal itu berawal dari satu per satu masyarakat berduyun-duyun datang ke sana dan melihat keadaan secara langsung. Semua ini seakan dipertegas dengan adanya tulisan di tepi jalan raya Porong dekat tanggul lumpur yang berbunyi, "PARKIR UNTUK WISATA LUMPUR." Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa bencana lumpur yang sedang terjadi merupakan sesuatu yang patut dibanggakan sampai-sampai dijadikan sebagai objek wisata.

Kenyataan ini sungguh menyedihkan. Di tengah kesengsaraan korban lumpur yang belum menerima ganti rugi dari pihak Lapindo, mereka yang kehilangan mata pencaharian, sampai warga yang harus kehilangan semua harta bendanya akibat bencana tersebut. Masih saja ada pihak-pihak yang tidak mempunyai hati nurani, dengan menjadikan tanggul lumpur yang semakin tinggi itu sebagai objek wisata.